3/29/2015

Fatwa Syaikh Utsaimin Bahwa Bumi Tidak Bergerak.

Untuk masalah ini banyak orang bekomentar tanpa memperhatikan adab, terutama adab kepada ulama. Banyak yang menghujat Syaikh karena masalah ini, mereka sudah mengabaikan adab terhadap ulama, padahal ini hanya masalah kecil saja. Untuk lebih jelasnya ini nukilan dari perkataan Syaikh:
"Dhahirnya dalil-dalil syar'i menetapkan bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi dan perputarannya itulah y ang menyebabkan terjadinya siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi kita untuk melewati dhahirnya dalil ini kecuali dengana dalil yang lebih kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk mentakwilnya dari dhahirnya."
Jika Kita menyimak perkataan beliau ini maka bagi yanag mau terbuka cara berfikirnya serta memperhatikan adab terhadap ulama tentu bisa mencerna dengan baik. Yang pertama bahwa beliau adalah ulama agama. Tentu saja dalam menafsirkan ayat berdasarkan kapasitas beliau sebagai ulama, bukan astronom. Justru jika beliau menafsirkan dengan cara astronomi sementara beliau tidak begitu menguasai bidang itu sebagaimana beliau menguasai keilmuan agama, hal ini bisa menjadi cela.
Yang kedua, bahwa dalam ucapan beliau diatas sebenarnya sudah tersirat bahwa pandangan beliau bisa dianulir jika da dalil yang kuat yang menyanggahnya. Padahal sama-sama kita ketahui bahwa dalam menafsirkan masalah ilmu pengetahuan dan teknologi itu cara menafsirkannya dengan mengambil dari dua sisi, secara agama dan teknologi. Beliau telah mengambil peran dalam bidang agama, dan beliaupun juga memberi kesempatan kepada kita semua yang memahami astronomi dan ilmu terapan lainnya untuk melengkapi penafsiran beliau.
Yang ketiga, masalah pengetahuan adalah masalah yang sederhana dalam agama, karena Allah meberikan sesuai dengan perkembangan akal manusia. Allah hanya memberi sinyal-sinyal kepada umat-Nya sesuai perkembangan zaman. Karena tidak mungkin Allah memberi informasi yang tidak sesuai dengan akal di zamannya. Akan tetapi untuk masalah Aqidah maka hal ini sangat vital dan tetap keadaannya sejak zaman dahulu hingga nanti kiamat. Sebagaimana kita ketahui beliau Syaikh Utsaimin adalah ulama yang meluruskan aqidah, tentu hal ini tidak sebanding dengan persoalan kecil tentang penafsiran diatas yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan kesesatan.
Yang Keempat, jika kita kaitkan pada masa Rasulullah SAW dahulu, maka akan kita dapati hikmah dari peristiwa berikut:
"Dari Aisyah ra berkata: "Bahwa Nabi SAW pernah mendengar suara-suara, maka beliau bersabda: "Suara apa ini?" Para sahabat berkata: "Suara orang-orang mencangkok kurma  yang Rasulullah!". Maka rasulullah langsung bersabda: "JIka mereka meninggalkannya niscaya akan lebih baik." Akhirnya mereka tidak lagi mencangkok hingga pada tahun ini hasil kurma menjadi anjlok. Lalu mereka melaporkan hal ini kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda: "Adapun untuk urusan yang berkaitan dengan perkara dunia (teknologi) kalian, maka terserah kalian (yang lebih faham), tetapi untuk perkara agama kalian maka kembalikan kepadaku." (HR Ahmad).
Jadi sebenarnya kita semua berfikir positif dan mempunyai adab terhadap ulama tentu akan labih mudah memahami perbedaan ini, sayangnya banyak orang mensikapi hal ini dengan cara buruk dan tidak menggunakan adab. (Al Furqon , Edisi 124 thXII/2015)

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah k...