6/13/2025

Kesombongan: Warisan Iblis yang Menyesatkan


Kesombongan adalah akar dari banyak keburukan. Ia bukan sekadar sikap buruk—ia adalah sifat iblis. Dalam kisah penciptaan manusia yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an, Iblis dikutuk dan terusir dari rahmat-Nya bukan karena tidak mengenal Allah. Iblis adalah makhluk yang beribadah selama ribuan tahun. Ia tahu betul siapa Tuhannya. Namun, ia jatuh ke dalam kehinaan karena kesombongan.

Ketika Allah memerintahkan seluruh makhluk untuk sujud kepada Adam, sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas kemuliaan manusia yang Dia ciptakan, Iblis menolak. Ia berkata:

"Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."
(QS. Al-A'raf: 12)

Inilah akar dari kesombongan: merasa lebih tinggi, lebih mulia, lebih pantas daripada yang lain. Iblis bukan tidak percaya kepada Allah. Tapi ia menolak perintah Allah karena merasa dirinya lebih baik dari Adam. Dan karena itu, Allah berfirman:

"Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk."
(QS. Shad: 77)

Kesombongan membuat seseorang buta terhadap kebenaran dan tuli terhadap nasihat. Ia tidak menerima kebenaran, bahkan ketika ia tahu itu benar, hanya karena kebenaran itu datang dari sosok yang ia anggap lebih rendah darinya. Inilah bahaya kesombongan.

Nabi Muhammad ﷺ pun memperingatkan kita dalam sebuah hadits:

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walau sebesar biji zarrah (atom)."
(HR. Muslim, no. 91)

Hadits ini menjadi peringatan keras. Sekecil apa pun kesombongan, jika tidak dibersihkan dari hati, bisa menjadi penghalang masuk surga. Bahkan sebesar biji zarrah, sesuatu yang nyaris tak terlihat, tetap dianggap berbahaya di sisi Allah.

Kesombongan bisa menyelinap diam-diam. Kadang ia bersembunyi di balik ibadah, ilmu, status sosial, atau bahkan pakaian sederhana. Kita merasa lebih alim, lebih zuhud, lebih suci dari orang lain. Padahal, siapa tahu justru orang yang kita anggap rendah, lebih mulia di sisi Allah.

Kesombongan telah menjatuhkan Iblis dari langit. Maka siapa kita, jika masih berani membanggakan diri? Kemuliaan sejati tidak datang dari meninggikan diri, tapi dari kerendahan hati dan kepatuhan kepada Allah. Semakin seseorang mengenal Tuhannya, semakin ia menyadari betapa kecil dirinya.

Baca juga: Manusia sebagai khalifah dan sifat merusak dan menumpahkan darah sesamanya.

No comments:

Urgensi Kepemimpinan dalam Islam: Antara Tuntutan Syariat dan Realitas Umat

Kematian Rasulullah SAW adalah peristiwa yang mengguncang kaum Muslimin. Namun yang menarik, para sahabat tidak langsung menguburkan jenazah...