Dalam Surat Al Furqon ayat 30, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".
Makna Al Qur'an yang ditinggalkan menurut Ibnul Qoyyim AL Jauziyah adalah:dalam kitabnya yang berjudul, ‘al-Fawā`id(hal. 83)’, menerangkan bahwa salah satu bentuk pengacuhan Alquran adalah sebagai berikut: Pertama, tidak mendengarkan, dan mengimaninya. Kedua, tidak mengamalkan, dan berhenti pada halal-haramnya, meski mengimani. Ketiga, tidak menjadikannya sebagai sumber hukum baik dalam masalah pokok maupun cabang. Keempat, tidak mentadabburi, memahami apa yang dimaksudkan oleh Pembicaranya(Allah). Kelima, tidak menjadikannya sebagai obat untuk semua penyakit hati.
Menurut Quraisy Shihab, Rasulullah mengadukan kesombongan kaumnya yang dia rasakan kepada Allah
dengan mengatakan, "Sesungguhnya mereka telah meninggalkan al-Qur'ân dan
mencampakkannya. Mereka juga makin menjadi dengan ketaksudian,
kesombongan dan permusuhan yang ada pada mereka."
Ibnu Katsir berkata:
Demikian itu karena orang-orang musyrik tidak mau mendengar Al-Qur'an dengan
penuh ketaatan, tidak mau pula mendengarnya. Makna ayat ini sama dengan apa yang
disebutkan oleh Firman-Nya dalam ayat lain:
{وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ
لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ}
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengar dengan
sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya.
(Fussilat: 26), hingga akhir ayat.
Apabila dibacakan Al-Qur'an kepada mereka, mereka melakukan hiruk-pikuk dan
banyak berbicara tentang hal lainnya hingga orang-orang tidak dapat
mendengarkannya. Ini merupakan salah satu sikap yang menggambarkan
ketidakacuhan kepada Al-Qur'an, tidak mau beriman kepada Al-Qur'an serta tidak
membenarkannya, termasuk sikap meninggalkan Al-Qur'an. Termasuk sikap tidak
mengacuhkan Al-Qur'an ialah tidak mau merenungkan dan memahami maknanya.
Termasuk ke dalam pengertian tidak mengacuhkan Al-Qur'an ialah tidak
mengamalkannya dan tidak melaksanakan perintah-perintahnya, serta tidak
meninggalkan larangan-larangannya. Termasuk pula ke dalam pengertian tidak
mengacuhkan Al-Qur'an ialah mengesampingkannya, lalu menuju kepada yang lainnya,
baik berupa syair, pendapat, nyanyian atau main-main, cerita atau pun metode
yang diambil bukan darinya.
Semoga Allah Yang Maha Penganugerah lagi Mahakuasa atas segala sesuatu
menyelamatkan kita dari hal-hal yang membuat-Nya murka, dan menggerakkan kita
kepada hal-hal yang diridai oleh-Nya, seperti menghafal Al-Qur'an-Nya,
memahaminya, dan mengamalkan apa yang dikandungnya di tengah malam dan siang
hari, sesuai dengan cara yang disukai dan diridai-Nya. Sesungguhnya Dia
Mahamulia lagi Maha Pemberi.