9/03/2022

Pengertian dan Kedudukan Qiyadah Islamiyah

Pengertian dan Kedudukan Qiyadah Islamiyah

A. Pengertian Qiyadah

Qiyadah berasal dari kata qaada-yaqudu-qiyadatan artinya menuntun atau memimpin. Dalam literatur istilah kepemimpinan meliputi: imam, khalifah, amir, wali dan shultan. Apapun sebutannya maknanya adalah satu, yaitu yang memerintah dengan syari’at Allah dan sunnah Nabi-Nya.

Jabatan tersebut  adalah merupakan pengganti nabi Muhammad SAW dengan tugas melaksanakan dan menegakkan agama serta menjalankan kepemimpinan Islam.

B. Kedudukan Qiyadah Islamiyah

Kedudukan qiyadah Islamiyah merupakan hal yang sangat vital bagi eksistensi Islam. Sebagaimana dinyatakan oleh Umar bin Khatab  dalam atsarnya:

لاَاِسْلاَمَ اِلاَّ بِالْجَمَاعَةِ وَلاَ جَمَاعَةَ اِلاَّ بِاْلإِمَارَةِ وَلاَ إِمَارَةَ اِلاَّ بِالطَاعَةِ

Tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah, dan tidak ada jamaah kecuali dengan adanya kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali adanya ketaatan.

HUBUNGAN QIYADAH ISLAMIYAH DENGAN DIMENSI THEOLOGIS

 

A. Kepemimpinan Tertinggi Hanya Milik Allah

Kepemimpinan tertinggi dan absolut sifatnya hanya milik Allah. Hal ini karena Allah SWT adalah pencipta alam semesta dan manusia. Sebagai pencipta, kedudukan Allah adalah pemilik sekaligus Penguasa. Ditangan-Nyalah secara mutlak segala bentuk kekuasaan kepada makhluknya. Dialah satu-satunya yang memiliki kekuasaan mutlak baik kekuasaan untuk memerintah membuat dan menetapkan hukum.

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, (67:1)

إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (12:40)

أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (7:57) 

Allah pemilik otoritas tertinggi dalam kekuasaan dan hukum atas bumi ini, telah mengamanahkan kepada manusia untuk bertindak sebagai khalifahnya. Oleh karena itu kedudukan kekuasaan manusia di muka bumi adalah berupa amanah dari Allah SWT, sebagai pemegang amanah maka secara mutlak manusia terikat dengan aturan dan bertanggung jawab kepada Allah.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.  (2:30)

B. Para Manusia terpilih

Allah memberikan amanah kepada orang-orang terpilih untuk bertindak sebagai  manadataris-Nya. Para Nabi dan Rasul yang mendapat kepercayaan untuk mengemban amanah itu adalah orang-orang yang telah teruji dengan berbagai cobaan, sehingga mereka mendapat kedudukan sebagai al-Mustafa.

Firman Allah SWT:

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ

Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menagnugerahkan ilmu dan tubuh yang perkasa. (2:24t)

 

C. Estafeta misi Risalah

Muhammad Rasulullah saw adalah khataman Nabi. Setelah nabi Muhammad saw tidak ada lagi pengangkatan Nabi dan Rasul. Namun begitu peran serta fungsi kepemimpinan risalahnya tidak boleh berhenti tetapi mesti berlanjut dan berkesinambungan terus hingga akhir zaman. Di sinilah esensi dan hakikat qiyadah Islamiyah kedudukannya dalam menjaga dien dan politik negara, menempati posisi “maqom nubuwah”.

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (3:144)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ تَكْثُرُ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ

Dari  Abu Hurairah r.a: Nabi s.a.w bersabda: Adalah Banu Israil selalu dikendalikan pemerintahan mereka oleh Nabi-nabi. Setiap meninggal seorang Nabi maka Nabi itu digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tak ada lagi Nabi sesudahku, yang ada hany para khalifah yang banyak jumlahnya. Para sabahat bertanya: Apakah yang engkau suruh kami kerjakan?. Nabi menjawab: Sempurnakanlah baiat yang telah engkau berikan kepada yang pertama. Kemudian yang datang sesudahnya. Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada mereka tentang apa yang Allah suruh kepada merka.  (HR. Bukhari Muslim)

PERAN SERTA FUNGSI QIYADAH ISLAMIYAH DITINJAU DARI ASPEK SOSIO POLITIK DAN HUKUM

 

A. Penyelamat Manusia Dari  Lembah Kesesatan

Status manusia di muka bumi dinyatakan: “Fi dlolalim mubin”, ketika qiyadah Islamiyah belum terwujud di tengah-tengah mereka. Oleh karena itu, terwujudnya qiyadah Islamiyah merupakan suatu ni’mat dan fadhal dari sang Maha Pencipta.

 Firman Allah SWT:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُبِينٍ

Dialah yang telah membangkitkan seorang  rasul dari diri mereka sendiri,  yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka sungguh-sungguh di dalam kesesatan yang nyata. (62:2).

لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُبِينٍ

Sesungguhnya Allah telah memberikan karunianya kapada orang-orang yang beriman tatkala dibangkitkan atas mereka seorang rasul dari diri mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka sungguh-sungguh di dalam kesesatan yang nyata. (3:164)

B. Sebagai Syahid Terhadap Perihidup Manusia

Qiyadah Islamiyah adalah sebagai “Syahid”, penyaksi terhadap manusia akan keimanan dan kekufurannya. Dan juga di hari berbangkit diberi peran sebagai “Syahid”.

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا.لِتُؤْمِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan agama-Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepadanya di waktu pagi dan petang. (48:8-9).

C. Sebagai Lembaga Tazkiyah

Qiyadah Islamiyah adalah sebagai lembaga tazkiyah dan tarbiyatul ummat, sehingga dengan demikian ummat dapat melakukan tazkiyatun nafs ketika melakukan pelanggaran sesuai dengan tuntunan syari’a Allah.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللهَ تَوَّابًا رَحِيمًا

Dan tidaklah kami memgutus seorang Rasul, kecuali untuk ditaati dengan seijin Allah. Dan sekiranya mereka menganiaya diri (berbuat kesalahan) datang kepada kamu kemudian memohon ampun kepada Allah dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka tentulah kamu dapati bahwasanya Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penerima taubat. (4:64).

D. Sebagai Pelaksana Hukum

Qiyadah Islamiyah adalah satu-satunya lembaga kepemimpinan yang memiliki legitimasi dan otoritas untuk melaksanakan hukum serta bertanggung jawab terhadap tegaknya syari’at Allah. Semua manusia harus tunduk kepadanya, jika tidak maka statusnya bukanlah sebagai orang yang beriman.

فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Maka demi Rabbmu, sesungguhnya mereka itu tidak beriman sehingga mereka menjadikan kamu hakim pada apa yang kamu perselisihkan, dan kemudian mereka menerima keputusanmu dengan tanpa rasa keberatan sedikitpun. (4:65)

E. Sebagai Lembaga Legitimasi amaliyah

Qiyadah Islamiyah adalah lembaga yang memberikan legitimasi sahnya setiap aktifitas manusia dalam kerangka hubungan “hablum minallah dan hablum minan-nas” untuk bernilai ibadah di sisi Allah.

Firman Allah SWT:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللهِ

Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul kecuali untuk ditaati dengan seijin Allah. (4:64).

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

Barang siapa yang mentaati Rasul sesungguhnya ia mentaati Allah, dan barang siapa yang berpaling, maka Kami tidaklah mengutus kamu sebagai penjaga kepada mereka. (4:80).

F. Sebagai Lembaga Jihad

Qiyadah Islamiyah sebagai lembaga jihad fi Sabilillah untuk melumpuhkan musuh-musuh Allah dan musuh orang-orang mukmin, sehingga dienul hak (Islam) memegang supremasi kepemimpinan di muka bumi.

Firman Allah SWT:

 هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

Dialah yang telah mengutus rasul-Nya dengan huda dan dien yang benar (Islam) untuk dimenangkan atas dien-dien seluruhnya walau orang musrik benci. (9:33; 61:9).

[Dari berbagai sumber]

9/02/2022

Peringatan untuk orang dzalim dan orang yang tinggal bersamanya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاَ نْذِرِ النَّا سَ يَوْمَ يَأْتِيْهِمُ الْعَذَا بُ فَيَـقُوْلُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رَبَّنَاۤ اَخِّرْنَاۤ اِلٰۤى اَجَلٍ قَرِيْبٍ ۙ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَـتَّبِعِ الرُّسُلَ ۗ اَوَلَمْ تَكُوْنُوْۤااَقْسَمْتُمْ مِّنْ قَبْلُ مَا لَـكُمْ مِّنْ زَوَا لٍ 

"Dan berikanlah peringatan (Muhammad) kepada manusia pada hari (ketika) azab datang kepada mereka, maka orang yang zalim berkata, "Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan (kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul." (Kepada mereka dikatakan), "Bukankah dahulu (di dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?"
(QS. Ibrahim 14: Ayat 44)

Perumpamaan manusia menyesali atas selama hidup di dunia tidak mau Ta'at Allah & Rosul, Ulil Amri sehingga minta di beri kesempatan barang sebentar di bumi untuk taat pada Allah, Rosulillah, Ulil Amri.

Karena sebab mereka berada bersama sama dalam satu aturan  bersama orang orang yang dzolim.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَّسَكَنْتُمْ فِيْ مَسٰكِنِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْۤا اَنْفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَـكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَـكُمُ الْاَ مْثَا لَ
"Dan kamu telah tinggal di tempat orang yang menzalimi diri sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.""
(QS. Ibrahim 14: Ayat 45)

        Di dalam satu wilayah itu Meraka mencampuradukan yg Haq ( Al Qur'an) & Bathil ( dari manusia/akal.) Sehingga yang di hasilkan dari pencampuran tersebut menghasilkan kebathilan yang sempurna.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَـقَّ بِا لْبَا طِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَـقَّ وَاَ نْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 42)
                  Atau
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَلْبِسُوْنَ الْحَـقَّ بِا لْبَا طِلِ وَتَكْتُمُوْنَ الْحَـقَّ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 71)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْۤا اِيْمَا نَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰٓئِكَ لَهُمُ الْاَ مْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ        Orang-orang yang beriman.        
 tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 82)

*Padahal Allah memerintahkan untuk meninggalkan orang" dzolim tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰٮهُمُ الْمَلٰٓئِكَةُ ظَا لِـمِيْۤ اَنْفُسِهِمْ قَا لُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَا لُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ الْاَ رْضِ ۗ قَا لُوْۤا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَا سِعَةً فَتُهَا جِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُ ولٰٓئِكَ مَأْوٰٮهُمْ جَهَـنَّمُ ۗ وَسَآءَتْ مَصِيْرًا 
                             Sesungguhnya         orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi diri sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, "Bagaimana kamu ini?" Mereka menjawab, "Kami orang-orang yang tertindas di Bumi (Mekah)." Mereka (para malaikat) bertanya, "Bukankah Bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di Bumi itu?" Maka orang-orang itu tempatnya di Neraka Jahanam dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 97)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّاۤ اَنْزَلْنَا التَّوْرٰٮةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ الَّذِيْنَ اَسْلَمُوْا لِلَّذِيْنَ هَا دُوْا وَ الرَّبَّا نِيُّوْنَ وَا لْاَ حْبَا رُ بِمَا اسْتُحْفِظُوْا مِنْ كِتٰبِ اللّٰهِ وَكَا نُوْا عَلَيْهِ شُهَدَآءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّا سَ وَا خْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰ يٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْكٰفِرُوْنَ

            Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 44)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 147)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْمُمْتَرِيْنَ
al-haqqu mir robbika fa laa takum minal-mumtariin

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 60)


*Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَدْ مَكَرُوْا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللّٰهِ مَكْرُهُمْ ۗ وَاِ نْ كَا نَ مَكْرُهُمْ لِتَزُوْلَ مِنْهُ الْجِبَا لُ
"Dan sungguh, mereka telah membuat tipu daya padahal Allah (mengetahui dan akan membalas) tipu daya mereka. Dan sesungguhnya tipu daya mereka tidak mampu melenyapkan gunung-gunung."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 46)

Padahal Allah telah mengutus Rasul-nya untuk memperingatkan atas azab akhirat. Dan membuat program tipu dayanya untuk memenangkan atas tipudaya orang " dzolim.

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...