8/22/2023

urgensi Hijrah fi Sabilillah

 [ Urgensi Hijrah Fi sabilillah ]

K

emajuan peradaban umat Islam tidak bisa lepas dari adanya peristiwa hijrah. Bahkan, perubahan dunia dari kehidupan jahiliyah menuju cahaya Islam, juga di antaranya disebabkan adanya hijrah. Karena itu, hijrah adalah solusi bagi kebangkitan umat. Jika, semua elemen umat Islam; baik secara individual, keluarga maupun komunal berkomitmen untuk hijrah, maka kemajuan, kejayaan dan kesejahteraan hidup pasti tercapai. Dan kebahagiaan dunia dan akhirat pun tinggal menunggu waktu.

Allah SWT berfirman :

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An Nisaa’ [4]: 100).

Saking pentingnya hijrah dalam Islam, sampai-sampai di dalam Al Qur’an saja misalnya, lafazh hijrah dan derivasinya disebut sampai sekitar 29 kali. Hal ini menunjukkan keagungan posisinya dalam Kitabullah.

Di antara bentuk perhatian Al Qur’an terhadap hijrah, penyebutannya disandingkan dengan hal yang sangat prinsipil dan ibadah-ibadah penting lainnya dalam banyak ayat. Di antaranya:

 Pertama, hijrah disebut berdampingan dengan iman. Bahkan, hampir mayoritas  ayat-ayat yang menyinggung tentang hijrah disebut berbarengan dengan iman. Hal ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa hijrah adalah merupakan barometer keimanan seseorang. Di antaranya firman Allah swt:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

 “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia”. (QS Al Anfaal [8]: 74). [1]

Kedua, hijrah disebut bersanding dengan sabar, seperti firman Allah swt,

 ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا ثُمَّ جَاهَدُوا وَصَبَرُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

”Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An Nahl [16]: 110).

Hal ini dikarenakan perjalanan dan proses hijrah seseorang bukanlah ringan, tapi berat dan penuh dengan cobaan dan gangguan sehingga sabar merupakan kunci sukses untuk melakukan hijrah.

Ketiga, hijrah disandingkan dengan jihad, setidaknya, yang penulis ketahui, disebut beriringan dalam 4 ayat dalam Al Qur’an. Di antaranya firman Allah swt,

الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

 “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS At Taubah [9]: 20).

Sebab, keberhasilan hijrah seseorang jelas juga sangat tergantung kepada kesungguhan jihad (usaha dan perjuangan keras)nya. Dan hijrah Rasulullah saw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah sesungguhnya merupakan permulaan jihad dan muwajahah (konfrontasi) untuk menghadapi kekuatan besar musuh-musuhnya.

Keempat, hijrah disebut berdampingan dengan Ittiba’ur Rasul (mengikuti Rasul).

Yaitu dalam firman Allah swt,

لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

 “Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima tobat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka” (QS At Taubah [9]: 117). 

No comments:

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...