2/28/2008

Cahaya Ilmu

Al ‘Ilmu nurrun

Aj Jahlu dzolam

Syair itu dilantunkan dalam nyanyian khas pesantren untuk menunggu waktu sholat. Itu dulu, waktu jaman kecil saya, dilantukan di langgar-langgar dan pesantren-pesantren tradisional. Ilmu adalah cahaya, kebodohan adalah kegelapan.

Menafsir ayat 276 Surat Al-Baqoroh: “Tidak ada paksaan dalam beragama. Sungguh telah jelas antara kebaikan dan keburukan…..Allah adalah pelindung orang-orang beriman yang memasukan mereka dari kegelapan menuju cahaya, dan bagi orang ingkar pelindung mereka adalah Thaghut (apa yang mereka Tuhankan selain Allah), yang memasukan mereka dari cahaya menuju kegelapan.

Garis batas antara jaman pra Islam dan Islam adalah perubahan dari jaman Jahiliyah menuju jaman keselamatan. Perubahan dari peradaban yang gulita menjadi peradaban yang penuh cahaya.

Peradaban pra-Islam disebut sebagai perdaban jahiliyah. Jahiliyah berasal dari kata jahala-jahlun yang berarti bodoh. Yaitu zaman kebodohan budipekerti, kebodohan nilai-nilai kemanusiaan, dan kebodohan nilai-nilai spiritual. Dan bukan semata-mata kebodohan teknologi dan intelektualitas. Karena bangsa Arab waktu itu pandai juga berdagang dan bersyair. Dan sudah menjadi tradisi mereka untuk menghapal syair-syair yang beribu-ribu bait banyaknya. Tapi mereka mengalami kebodohan budi pekerti. Dalam hal kesusilaan mereka biasa berpesta dengan tarian perut para budak wanita, dan telanjang mengelilingi ka’bah, berjual beli wanita, menukarkan anak gadisnya dengan anak gadis sahabatnya untuk saling diperistri, mewarisi gundik orang tuanya. Dalam hal kemanusiaa mereka biasa mengubur hidup-hidup anak perempuannya, bunuh membunuh antar suku, peperangan antar suku, penindasan terhadap orang-orang lemah, perampokan dan lain sebagainya.

Peradaban jahiliyah pada mulanya adalah orang-orang yang paham Al-Kitab yang kemudian dengan sadar mengingkarinya. Keingkaran itu disebabkan oleh ketertundukkan para Ahli Kitab tersebut terhadap hawa nafsu. Baik berupa harta, tahta maupun wanita. Akibatnya adalah pada generasi selanjutnya adalah terjadi pembodohan, generasi yang sama sekali tidak paham lagi terhadap kitab. Dan pada periode berikutnya jadilah sebuah peradaban yang tidak mampu memberikan pencerahan terhadap masyarakanya, peradaban yang tak mampu lagi memberikan pemahaman generasinya terhadap nilai-nilai moral, kesusilaan, budi pekerti dan kemanusiaan, apalagi nilai-nilai keilahian.

Dan kini kita hidup dalam jangka waktu 14 abad setelah pencerahan dunia oleh Islam. Rupa-rupanya Allah hendak membuktikan kepada kita bahwa sunnah-Nya adalah sesuatu yang berulang. “Wa lan tajida lisunnatillahi tabdila..” Tidak akan ada perubahan dala sunnah-Allah. Kini dihadapan kita terjadi fenomena yang sama persis 14 abad yang lampau, gadis-gadis bertelanjang perut, free sex, pembunuhan, perampokan, dan penindasan, perang antar kelompok, dan pelaku-pelakunya adalah orang-orang yang bodoh (jahil). Karena peradaban mereka tidak lagi mampu mengenalkan, mengajari, menuntun mereka menuju cahaya moralitas, budi pekerti, perikemanusiaan dan keilahian.

Para Ahli Kitab-nya pun cenderung permisif, toleran terhadap kemasiatan, ya karena mereka sendiri menikmati itu semua, mereka mengaburkan antara boleh dan tidak boleh, haram dan halal, patut dan tidak patut. Dengan berbagai dalih mereka berusaha melegalisasi berbagai bentuk-bentuk pemenuhan hawa nafsu, ujungnya sama harta, tahta dan wanita.

Syi’ir sederhana yang dulu sering terdengar.

Al-‘ilmu Nurrun (ilmu adalah cahaya)

Aj-Jahlu Dzolam (kebodohan kegelapan).

Semakin parau dan hilang, karena dunia semakin gelap, manusia menyombongkan ilmu-ilmu dunia, yang sebenarnya hanya senjata kecil. Karena science hanya mampu digerakan oleh tangan manusia, tapi tak bisa menggerakan nurani manusia. Ia bisa menjadi sarana kebaikan dan kejahatan, tergantung hati manusia yang menggerakan.

Inilah abad hakekat kegelapan jahiliyah dunia modern, dengan tanda-tanda yang secuilpun meragukannya. Tapi masalahnya siapa yang akan mewakili Nabi Terakhir Muhammad SAW untuk pencerahan dunia modern ini?

No comments:

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...