2/28/2008

Dimensi Immaterial Manusia

Ketika dalam sebuah bis yang penuh sesak seorang wanita muda mempersilahkan seorang wanita hamil untuk menduduki tempat duduknya, ketika seorang penjual bensin eceran menggratiskan satu liter bensinnya untuk seseorang yang kehabisan bensin dan sekaligus uang, ketika seorang pria tua tertatih menyebrangkan anak-anak sekolah untuk melintasi jalan raya yang ramai, maka dunia seperti diliputi oleh cinta. Bahwa ada perbedaan antara hanya sekedar manusia dan manusia yang berkemanusiaan.

Namun kadangkala ditengah kehidupan begitu kompleks, saat setiap individu sibuk dengan sebuah pertanyaan kepada dirinya “apa yang dapat ia rengkuh dalam hidup ini sebanyak-banyaknya!”. Dan menganggap setiap detik adalah ancaman yang bisa menghilangkan kesempatannya untuk mendapatkan kenkmatan hidup. Dan setiap mili nilai kebendaan adalah sesuatu yang harus dipertahankan dan harus dimiliki, setiap manusia adalah pesaing yang dapat mengancam eksistensinya, maka hidup menjadi seperti sebuah permainan saja. Dan memang nilainya menjadi seharga permainan, segalanya hanya diukur dari sudut pandang menang dan kalah, sehingga Allah pun mengatakan bahwa “Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau”.

Sesungguhnya nilai kehidupan tidak bisa hanya diukur dari peristiwa-peristiwa yang kasat mata. Meski hukum manusia justru hanya berlaku hanya pada bagian-bagian yang kassat mata. Namun manusia memiliki nilai yang disebut dengan kesadaran yang terletak mengatasi peristiwa-peristiwa. Melampaui dan mengatasi hukum sebab akibat. Namun lebih dari itu adalah memaknai dan menjadikannya sebuah pelajaran, sebuah sumber daya yang bisa diambil dari peristiwa-peristiwa dan bukan sekedar sekedar dari dimensi kebendaan, ruang dan waktu dari peristiwa-peristwa itu.

Dimensi nilai, sebuah dimensi imateriil, yang tak terindera. Namun ia cukup berpengaruh pada langkah perjalanan hidup manusia pada masa-masa setelahnya. Sesungguhnya peristiwa itu sendiri menjadi tidak bermakna jika diperlihatkan dari dimensi fisik saja. Seperti juga Allah berfirman, “….yang demikian itu hanyalah fenomena yang menipu.”

No comments:

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...