1/27/2012

MERENCANAKAN SEKOLAH ANAK

Merencanakan sekolah untuk anak

MERENCANAKAN SEKOLAH ANAK

Biaya sekolah anak selalu menjadi masalah keuangan rumah tangga. Pendidikan sama pentingnya dengan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan rumah. Dan setiap orangtua harus bisa mengantisipasi, karena pertama, pendidikan itu, meski bukan kebutuhan hidup pokok, tapi sangat krusial dalam rangka membangun kemandirian seseorang anak. Dengan pendidikan, anak nantinya bisa memiliki basic kompetensi untuk bisa menjadi individu yang mandiri, termasuk mandiri secara financial.
Oleh karena itu, orangtua harus bisa menyelanggarakan dana pendidikan. Masalahnya, biaya ini tidak murah, selalu naik dari tahun ke tahun. Dalam mempersiapkan dana pendidikan, orangtua dituntut untuk bisa mengalokasikan penghasilan mereka, sementara kemampuan ini tidak merata. Semakin berat dana pendidikan yang harus disiapkan, semakin besar pula dana yang harus dialokasikan.
Orangtua rata-rata punya penghasilan, tapi belum tentu bisa mengalokasikan untuk tabungan dana pendidikan anaknya. Faktornya banyak, mulai dari beban biaya hidup, kesalahan pengelolaan keuangan keluarga, menganut gaya hidup yang kurang tepat, sampai inflasi. Untuk itu harus ada sebuah perencanaan dana pendidikan, sehingga orangtua mampu membayar biaya pendidikan anak sesuai jenjang pendidikannya.
Konsep dana pendidikan adalah orangtua menabung sepanjang jangka waktu dana pendidikan anak.
Pertama, orangtua harus mengitung jenjang pendidikan yang akan dilewati anak. Orangtua harus memahami tahapannya. Misalnya berapa usia anak sekarang, kapan masuk SD, SMP, SMA, dan seterusnya. Contoh, pada tahun 2009 anak berusia 3 tahun, berarti ia akan masuk SD tahun 2011, SMP tahun 2017, dan seterusnya. Orangtua harus memperhitungkan kapan membayar dana pendidikan untuk masa depan anak-anaknya, sehingga ia dapat memperhitungkan berapa alokasi yang diperlukan dari penghasilannya untuk pendidikan masa depan anak-anaknya. Semakin dini mempersiapkan tentu akan semakin baik dan siap menghadapi beratnya beban biaya sekolah anak-anaknya.
Setelah tahu waktunya, kemudian dilihat berapa biayanya sekarang dan nanti. Ini berarti orangtua harus tahu kemana anak akan disekolahkan, karena biaya pendidikan di berbagai sekolah tidak sama. Orang tua harus merencanakan ke sekolah mana anak akan disekolahkan. Sehingga orangtua harus terlebih dahulu mencari informasi sekolah yang bersangkutan. Tanyakan berapa uang pangkal tahun 2009, begitu juga SMP dan SMA, kalau perlu sampai perguruan tinggi.
Catatan: Setiap orang tua harus mempertimbangkan antara kualitas sekolah dan biaya yang harus dibayar. Ingat pendidikan anak itu berjenjang, bukan sekali jadi. Banyak orang tua yang kepingin anaknya bisa sekolah di sekolah favorit tetapi mereka harus merogoh kocek lebih dalam. Intinya jangan memaksaksakan diri. Jangan sampai kita kehabisan dana di pendidikan dasar sementara untuk jenjang selanjutnya justru tidak terfikirkan biayanya.

Arahkan anak anda

Untuk sebuah keputusan penting yang berkaitan dengan masa depan anak kita kelak, wajiblah kita selalu berkonsultasi dan mengarahkan anak-anak kita. Kadang-kadang anak-anak kita, apalagi jika mereka mereka merasa mempunyai prestasi yang cukup disekolah, akan cenderung untuk memilih sekolah favorit yang bergengsi menurut pandangan mereka. Tetapi mereka belum tentu mampu mempertimbangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua mereka. Dan berapa kemampuan orang tua dalam membayar sekolah favorit tersebut. Disinilah peran orang tua untuk memberikan pengertian agar anak tidak kecewa atau patah semangat ketika ternyata kocek orang tua hanya cukup untuk membayar sekolah yang biasa-biasa saja. Kadang justru orang tua yang terpancing untuk ikut-ikut berburu sekolah favorit dengan biaya mahal, padahal pendapatan yang ia miliki hanya paspasan, akibatnya planning untuk merencanakan pendidikan berkelanjutan menjadi rusak. Jangankan menabung untuk jenjang pendidikan berikutnya yang pasti makin mahal, kebutuhan pendidikan yang sekarang saja direwangi ngutang kanan kiri. Kalau demikian yang terjadi maka masa depan anak-anak justru dikorbankan untuk sekedar gengsi sesaat.

Persiapan pendidikan Tinggi di tempat yang terbaik.

Sebagaimana pesan eksplisit dari firman Allah: wal akhiratu khoiru lakaminal uula. Bahwa yang akhir itu lebih baik dari yang awal. Bahwa prinsip khusnul khotimah juga harus diterapkan dalam pendidikan anak-anak. Persiapan agar anak bisa berkuliah di tempat yang berkualitas, karena jenjang ini sangat menentukan masa depan anak. Sedangkan untuk pendidikan dasar sampai menengah, persiapan sebagai upaya meraih penidikan tinggi terbaik. Demikian juga factor financial, buatlah perencanaan yang baik sehingga anak mendapatkan pendidikan yang cukup untuk bisa meraih pendidikan tinggi yang baik, juga persiapkan dana sejak dini. Jangan sampai dihabiskan dijenjang pendidikan dasar dan menengah.

Ikutlah asuransi pendidikan

Sebetulnya, menabung sendiri dan beli asuransi sendiri juga bisa. Jumlah yang diasuransikan adalah jumlah dana pendidikan yang perlu dicover, tak perlu berlebihan. Sekarang, pilihan untuk mengantisipasi risiko tidak terbayarnya DP karena hal-hal tak terduga yang terjadi pada orangtua jauh lebih praktis dan mudah diakses. Biasanya ada produk dana pendidikan yang sudah sekaligus satu paket dengan asuransi. Yang ditawarkan, jika terjadi risiko pada orangtua, maka orangtua terbebas dari kewajiban membayar setoran. Setoran diterusin pihak asuransi. Meski demikian untuk asuransi ini juga diperlukan kejelian untuk memilih lembaga asuransi yang kredibel, jangan sampai maksud hati membiayai masa depan anak, malah dana kita hangus karena penipuan. Apalagi kalau dikaitkan dengan sumber dana yang halalan thoyiban, tentu kita perlu mempertimbangkan asuransi syariah sebagai pilihan. Nah, diperlukan kejelian pula untuk mendapatkan lembaga asuransi syariah yang kredibel.

Tidak ada salahnya berinvestasi

Orangtua harus bersikap lebih kreatif supaya persipan dana pendidikan yang ia jalankan tepat guna. Dana pendidikan itu sifatnya jangka panjang dan ada tahapannya. Masalahnya, kalau orangtua mengambil produk keuangan standar, seperti tabungan, keuntungannya kecil sekali, sementara kenaikan biaya dana pendidikan jauh lebih besar dibanding suku bunga yang bisa diberikan oleh bank. Agar tabungan pendidikan bernilai ekonomi, ada baiknya jika kita dapat menyisihkan dana pendidikan anak, kita gunakan juga untuk investasi, ya asal cukup aman dan bisa menghasilkan. Tidak perlu “ngotot” untuk investasi yang menghasilkan banyak tapi terlalu beresiko.

Investasi emas untuk melawan inflasi

Ternyata menabung itu tantangannya bukan Cuma konsistensi untuk menyisihkan sebagian penghasilan, tetapi waktu yang berjalan juga berpotensi menggerogoti nilai tabungan kita jika disimpan dalam bentuk rupiah. Besaran rupiah akan terus merosot nilainya seiring berjalannya laju inflasi dan naiknya harga-harga barang. Uang muka untuk anak sekolah senilai 5 juta hari ini, mungkin akan berubah menjadi 10 juta untuk 5 tahun yang akan datang. Sementara nilai nilai beli 5 juta hari ini sama dengan 10 juta lima tahun mendatang. Maka salah satu jalan untuk mengurangi laju inflasi ini bisa dengan menyimpan dalam bentuk logam mulia (emas) karena emas ini memang nilainya sangat stabil sehingga mengurangi kemerootan nilai, atau bahkan bisa mempunyai nilai lebih tinggi dari sekarang.

Kesimpulan

Akhirnya apapun yang kita lakukan demi masa depan anak-anak kita haruslah kita niatkan sebagai amal ibadah semata. Tidak ada yang menjamin hari esok bagi siapapu, yang lebih pentingl lagi adalah mempersiapkan mental anak-anak untuk menghadapi hari esok. Latihlah anak-anak untuk bertanggungjawab, ulet, kerja keras dan kuat serta sabar menghadapai kesulitan hidup.

No comments:

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...