2/14/2012

Pengantar Aqidah Islam I

Aqidah bila ditinjau dari akar bahasanya mempunyai akar kata عقد  yang berarti mengikat, kata benda bentukannya adalah عقيد yang berarti ikatan. Sedangkan secara epistimologi, istilah aqidah bermakna ikatan yang dibentuk karena keyakinan, keyakinan ini menjadi penentu ikatan antara manusia dengan penciptanya.
Dalam materi aqidah ini berisi sebuah gambaran utuh mengenai sistematika ajaran Islam sehingga akan memberi pemahaman utuh mad’u tentang Islam sehingga pemahaman ini akan menumbuhkan keyakinan dan ikatan yang kuat, teguh (tsabit) dalam menggenggam Islam sebagai jalan hidupnya.

I.    Allah, Al ‘Aliim, Al Kholiq

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat Allah yang pertama kali turun kepada Rasulullah Muhammad saw adalah ayat 1-5 Surat al ‘Alaq. Iqra’ bi ismi rabbika, artinya membaca dengan nama Tuhan (Allah Ta’ala), inilah perintah Allah agar Rasul Muhammad membaca dengan imu Allah. Alladzi kholaq, adalah Dia yang menciptakan (segala sesuatu), kenapa Muhammad SAW harus membaca dengan ilmunya Allah, karena Dialah Sang Pencipta, sehingga Dia Maha Tahu terhadap segala ciptaan-Nya. Diala al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui) dan Dialah Al-Khaliiq (Yang Maha Pencipta). Dengan ilmu Allah maka segala sesuatu akan terbaca dengan benar karena Allah maha tahu.

Allah menciptakan manusia
Dari QS. Al Alaq (96): 2, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang telah menciptakan manusia. 

dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. Ar Ruum (30): 27).
Di dalam ayat tersebut berisi penjelasan Allah ta’ala bahwa Dialah yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Segumpal darah itu berasal tanah (thurab) yang kemudian menjadi nutfah (mani), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah), Allah berfirman:

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. Al Hajj (22): 5)
Dalam ayat yang lain Allah menyebutnya berasal dari sari pati tanah. Maksudnya bahwa air mani (sperma) dan telur manusia itu berasal dari sari pati tanah, keduanya berasal dari makanan yang berasal dari tanah. Apalagi kalau dilihat unsure pembentuk manusia itu sama dengan unsure yang ada dalam tanah. (Proses detail tentang manusia akan dibahas dalam Bab. Ma’rifatul Insan). (Ke bagian 2)

No comments:

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...