5/06/2012

Sholat Khusyu dan Sholat sa-hun


Menurut al Qur’an, ada dua jenis sholat berdasarkan kualitas sholat seseorang, yang dua macam itu sangat bertentangan satu sama lain: pertama adalah sholat dengan khusyu’ (AL Mukminun: 2), yang kedua sholat yang sa-hun (Al Ma’un: 4-5).
Apa sih tipe sholat yang khusyu itu? Khusyu sholat ternyata lebih banyak disebut dalam al Qur’an dari pada di dalam hadits-hadits Rasulullah. Dalam hadits-hadits nabi lebih banyak menggambarkan kaifiyah sholat plus thuma’ninah dalam sholat. Nah, khusyu ini lebih menggambarkan keadaan qalbu orang yang sholat. Sedangkan ujud sholat yang  berkategori khusyu’ diwujudkan dalam sholat yang tuma’ninah (tenang). Khusyu’ sholat harus diawali dengan kaifiyah yang benar ditambah dengan tuma’ninah.

Kaifiyah Sholat
Ada dua aspek penting dalam kaifiyah sholat yaitu 'qiro'ah dan harakah (bacaan dan gerakan), untuk hal ini sudah sangat rinci diterangkan dalam kitab-kitab fikih yang merujuk pada hadits nabi: Shollu kama ra-aitumuni usholli, sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat. Sehingga aspek fisik sholat dibahas rinci disini dari bacaan sholat di tiap-tiap gerakan sholat dan bagaiman cara melakukan gerakan-gerakan sholat.
Tuma’ninah.
Dalam bahasan fikih sholat, sesungguhnya kedudukan tuma’ninah ini sangat vital. Tiga dari empat imam mazab menempatkan tuma’ninah sebagai bagian dari rukun sholat yaitu mazab Syafi’I, Maliki dan Hambali, sedangkan Hanafi tidak memasukan tuma’ninah dalam rukun sholat. Tetapi sayangnya justru lebih banyak orang yang melupakan ‘tuma’ninah’ ini sebagai rangkaian rukun sholat yang akan bermakna ‘gugurnya sholat karena rukun yang tertinggal’. 
Tumakninah bermakna tenang, rileks, tidak terburu-buru maupun tergesa-gesa. Dalam Qur'an Surah Ar Ra'du Allah menggunakan kata 'ithmi'nan' untuk menyatakan ketenangan, ..'yathma'inu qulubuhum'.... hati mereka menjadi tenang dan 'tathma'inul qulub' bermakna menenangkan hati. Jadi tumakninah bisa juga bermakna tenang, tetap, tidak galau, tidak terobang-ambing.
Ini beberapa hadits yang mendukung bagaimana cara melakukan sholat secara tumakninah:
"Apabila kamu rukuk letakkan kedua telapak tanganmu pada lututmu, kemudian renggangkanlah jari-jarimu, lalu diamlah, sehingga setiap anggota badan (ruas tulang belakang) kembali pada tempatnya." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).
Langkah tumakninah adalah membetulkan posisi anggota tubuh sesuai dengan gerakan sholat, diam sejenak untuk mereposisi ruas-ruas tulang agar "temoto", baru berdoa sesuai dengan bacaan yang disyariatkan. Jadi tidak "grusa-grusu" dan "waton grubyak-grubyuk". Itu menyalahi rukun tumakninah.

No comments:

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...