5/16/2012

TUNTUTAN MELAKSANAKAN SHALAT JUM’AT

(Ustadz Atang Solihin)
A) Dasar Kewajiban Jumat 
Setiap muslim yang mukallaf diwajibkan melaksanakan shalat jum’at dan dasar kewajiban shalat Jumat tersebut adalah,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاَةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (الجمعة :9) 
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman apabila (kalian) diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka segeralah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui [Q al-Jumu‘ah (62): 9)].
B) Persiapan Sebelum Shalat Jum’at
Sebelum menghadiri shalat Jum’at dituntunkan agar melakukan hal-hal berikut:
1. Mandi (seperti mandi janabah), memakai pakaian yang terbaik dan mengenakan wangi-wangian jika ada, berdasarkan hadis.
عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عتهما أّنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ الْجُمْعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ (رواه البخارى والترمذى وابن ماجه وأحمد)
Artinya: Dari Abdillah bin Umar ra (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian akan mendatangi shalat Jum’at maka hendaklah ia mandi [HR al-Bukh±r³, at-Tirmidz³, Ibnu Majah dan Ahmad].

عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلّى اللهَ عَلَيْه ِوَسَلَّم مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ اْلجُمْعَةِ وَتَطَهَّرَ بِمَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرثُمَّ ادَّهَنَ أَوْ مَسَّ مِنْ طِيْبٍ ثُمَّ رَاحَ فَلَمْ يُفَرِّق بَيْنَ اثْنَيْنِ فَصَلَّى مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ إِذَا خَرَجَ اْلإِمَامُ أَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ اْلأُخْرَى (رواه البخارى والنسلئى وأحمد)
Artinya: Dari Salm±n al-F±ris³ (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: Barang Siapa mandi pada hari Jum‘at dan membersihkan diri sedemikian rupa, kemudian memakai atau mengenakan wangi-wangian, kemudian berangkat, lalu kemudian tidak menggeser antara dua orang untuk menyela di antara keduanya, lalu mengerjakan shalat, kemudian ketika imam muncul untuk berkhutbah ia tenang mendengarkan khutbah, maka diampuni dosanya antara hari Jumat itu dengan Jumat berikutnya [HR al-Bukh±r³, an-Nas±’³ dan Ahmad].
2. Hendaklah bersegera pergi ke masjid, dan berangkat dengan tenang
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ اْلإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ (رواه الجماعة إلا ابن ماجه)
Artinya: Dari Ab­ Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw bersabda: Barang Siapa mandi pada hari Jum‘at seperti mandi janabah kemudian berangkat ke tempat shalat Jumat, maka ia mendapat pahala seakan-akan ia berkurban seekor unta; dan barang siapa berangkat dalam waktu yang kedua, maka seakan-akan ia berkurban seekor lembu; dan barang siapa berangkat dalam waktu yang ketiga, maka seakan-akan ia berkurban seekor domba bertanduk; barang siapa berangkat dalam waktu yang keempat, maka seakan-akan ia berkurban seekor ayam betina; dan barang siapa berangkat dalam waktu yang kelima, maka seakan-akan ia berkurban sebutir telur. Jika imam telah muncul, maka Malaikat hadir pula untuk mendengarkan khutbahnya [HR Jama‘ah selain Ibn Majah]
عَنْ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنِ اْغتَسَلَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ وَلَبِسَ ثِياَبَهُ وَمَسَّ طِيْباً إِنْ كاَنَ عِنْدَهُ ثُمَّ مَشَى إِلىَ الْجُمُعَةِ وَعَلَيْهِ السَّكِيْنَةُ وًلمَ ْيَتَخَطَّ أَحَداًَ وًلمَ ْيُؤْذِهِ وَرَكَعَ مَا قُضِىَ لَهُ ثُمَّ انْتَظَرَ حَتَّى يَنْصَرِفَ اْلإماَمُ غُفِرَ لَهُ ماَ بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ [رواه أحمد]
Artinya: Barang Siapa mandi pada hari Jum‘at dan memamakai pakaiannya serta mengenakan wangi-wangian jika ada kemudian berjalan ke tempat shalat Jumat dengan tenang dan [sesampainya di mesjid] tidak melangkahi dan tidak mengganggu seseorang serta melakukan shalat (sunnat) sesanggupnya lalu kemudian menanti sampai imam selesai shalat Jumat, maka diampuni dosa-dosanya yang dilakukan di antara dua Jumat. [HR Ahmad].
3. Setelah tiba di masjid, hendaklah melakukan shalat tahiyatul masjid dua rakaat (meskipun khatib sudah berkhutbah) kemudian dilanjutkan dengan shalat sekemampuannya (jika tidak terlambat datang).
1- عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَجَلَسَ فَقَالَ لَهُ يَا سُلَيْكُ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا ثُمَّ قَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا(رواه البخارى ومسلم والترمذى وأبو داود والنسائى وأحمد)
Artinya: Dari Jabir Ibnu ‘Abdullah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sulaik al-Gathaf±n³ datang pada hari Jumat ketika Rasulullahsaw sedang berkhutba, lalu ia duduk. Maka Rasulullah saw berkata kepadanya: Wahai Sulaik, berdirilah dan kerjakan shalat dua rakaat dan percepatlah. Kemudian beliau bersabda: Apabila seseorang kamu datang ke shalat Jumat ketika imam sedang berkhutbah, maka hendaklah ia shalat dua rakaat dan hendalklah dipercepat. [HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nas±’³ dan Ahmad].
2- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَصَلَّى مَا قُدِّرَ لَهُ ثُمَّ أَنْصَتَ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ خُطْبَتِهِ ثُمَّ يُصَلِّي مَعَهُ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى وَفَضْلُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ (رواه مسلم والترمذى وأبو داود وابن ماجه وأحمد)
Artinya: Dari Ab­ Hurairah, dari Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia bersabda: Barang siapa mandi, kemudia mendatangi shalat Jumat, lalu mengerjakan shalat (sunnat) seberapa kemampuannya, lalu tenang mendengarkan khutbah sampai imam selesai berkhutbah, kemudian mengerjakan shalat Jumat bersama imam, diampuni dosa-dosanya antara hari Jumat itu dan Jumat berikutnya serta tambahan tiga hari. [HR Muslim, at-Tirmidzi, Ab­ D±w­d, Ibnu Majah dan Ahmad].
4. Orang yang datang terlambat, hendaklah tidak menggangu anggota jamaah yang sudah datang lebih awal, berdasarkan hadis,
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ اْلأَنْصَارِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمَسَّ مِنْ طِيبٍ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ ثُمَّ خَرَجَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَسْجِدَ فَيَرْكَعَ إِنْ بَدَا لَهُ وَلَمْ يُؤْذِ أَحَدًا ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ إِمَامُهُ حَتَّى يُصَلِّيَ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ (رواه أحمد)
Artinya: Dari Ab­ Ayy­b al-Ansh±r³ (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Barang siapa mandi pada hari Jumat dan mengenakan wangi-wangian bila ada, dan memakai pakaiann yang terbaik, kemudiaqnn keluar dengan tenang hingga sampai ke mesjid, lalu mengerjakan shalat (suannat) jika ia mengingininya, dan ia tidak mengganggu orang lain kemudian tenang mendengarkan khutbah imam sejak ia datang hingga mengerjakan shalat (Jumat), maka yang demikian itu menjadi pembebas dosanya antara hari Jumat itu dan Jumat berikutnya [HR Ahmad].
5. Apabila khatib sudah mulai menyampaikan khutbahnya, hendaklah setiap jamaah diam dengan penuh kekhusyukan sembari memperhatikan khutbah dengan sungguh-sungguh (tidak berbicara, bercanda atau mengganggu konsentrasi) sampai khatib selesai khutbahnya, berdasarkan hadis Ahmad tersebut pada angka 4 di atas.
C) Tata Cara Melaksanakan Shalat Jum’at
1. Shalat Jum’at dimulai pada saat masuk waktu shalat Dzuhur. Pada saat itu khatib naik mimbar dan berdiri seraya mengucapkan salam, berdasarkan hadis,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْجُمُعَةَ حِينَ تَمِيلُ الشَّمْسُ (رواه البخارى والترمذى وأبو داود وأحمد)
Artinya: Dari Anas Ibnu Malik r.a. (diriwayatkan) bahwa Nabi saw shalat Jumat ketika matahari condong (tergelincir) [HR al-Bukh±r³, at-Tirmidz³, Ab­ D±w­d dan Ahmad]
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا صَعِدَ الْمِنْبَرَ سَلَّمَ (رواه ابن ماجه)
Artinya: Dari Jabir Ibnu Abdillah (diriwayatkan) bahwa Nabi saw mengucapkan salam apabila Naik mimbar [HR Ibnu M±jah].
2. Setelah mengucapkan salam, khatib duduk dan muazzin mengumandangkan azan hingga selesai, berdasarkan hadis,
عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ قَالَ كاَنَ النِّداَءُ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ أَوَّلُهُ إِذَا جَلَسَ اْلإماَمُ عَلَى اْلمِنْبَرِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُماَ فَلَماَّ كَانَ عُثْماَنُ رَضِيَ الله عَنْهُ وَكَثُرَ النَّاسُ زَادَ النِّداَءَ الثَّالِثَ عَلَى الزَّوْراَءُ [رواه البخاري والنسائي وأبو داود] .
Artinya: Dari as-S±’ib Ibnu Yaz³d r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah seruan azan pertama pada masa Nabi saw, Ab­ Bakar dan Umar r.a. dilakukan ketika imam telah duduk di atas mimbar. Ketika tiba masa Usman r.a. dan orang bertambah banyak, maka beliau menambah azan ketiga yang dilakukan di atas az-Zaur±’. Pada masa Nabi saw hanya ada seorang muazzin [HR al-Bukh±r³, an-Nas±’³ dan Ab­ D±w­d].
[Catatan Majelis Tarjih: Dikatakan seruan azan ketiga karena azan pertama ketika imam duduk di atas mimbar dan iqamah ketika hendak shalat Jumat dikatakann sebagai dua seruan, sehingga seruan azan tambahan Usman dikatakan seruan azan ketiga. Tarjih mengamalkan apa yang dipraktikkan oleh Rasulullah, yaitu azan satu kali ketika imam duduk di atas mimbar].
3. Khatib mengawali (membuka) khutbahnya dengan mengucapkan pujian, membaca syahadat, shalawat kepada Nabi saw, membaca beberapa ayat al-Qur’an kemudian menyampaikan taushiyah.
1- عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ يَحْمَدُ اللَّهَ وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ يَقُولُ مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلا هَادِيَ لَهُ إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ اْلأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ (رواه الترمذى)
Artinya: Dari Jabir Ibnu ‘Abdillah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw dalam khutbahnya memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya, kemudian mengatakan: Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk; sesungguhnya ucapan paling benar adalah Kitab Allah dan petunjuk paling baik adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah hal-hal yang dibuat-buat (diada-adakan), dan setiap hal yang diada-adakan itu adalah bid‘ah dan setiap bid‘ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di dalam neraka [HR at-Tirmidz³].
2- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ خُطْبَةٍ لَيْسَ فِيهَا تَشَهُّدٌ فَهِيَ كَالْيَدِ الْجَذْمَاءِ (رواه الترمذى وأبو داود وأحمد)
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a.(diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Setiap khutbah yang di dalamnya tidak ada tasyahhud (ucapan syahadat) adalah seperti tangan yang buntung [HR at-Tirmidzi, ab­ D±w­d dan Ahmad].
3- عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رضى الله عنه أنه صلّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ يُواَظِبُ عَلَى اْلوَصِيَّةِ بِالتَّقْوَى فى خطبته(رواه مسلمِ
Artinya: Dari Jabir ibnu Samurah r.a. (diriwayatkan) bahwasanya Nabi saw selalau membiasakan memberi pesar (taushiah) supaya bertakwa dalam khubahnya [HR Muslim].
4- عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطْبَتَانِ يَجْلِسُ بَيْنَهُمَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ [رواه مسلم] .
Artinya: Dari Jabir Ibnu Samurah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Nabi saw melakukan dua khutbah yang di antara dua khutbah itu ia duduk. Beliau 9dalam khutbahnya) membaca al-Qur’an dan memberi pesan (peringatan) kepada jama’ah [HR Muslim].
4. Setelah khutbah pertama selesai, khatib duduk sebentar (tidak ada do’a khusus antara dua khutbah) kemudian berdiri kembali untuk menyampaikan khutbah kedua.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَقْعُدُ ثُمَّ يَقُومُ كَمَا تَفْعَلُونَ اْلآنَ (رواه البخارى ومسلم والنسائى والترمذى وأبو داود وأحمد)
Artinya: Dari Ibnu ‘Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Nabi saw berkhutbah dengan berdiri, kemudian duduk, kemudian berdiri lagi sebagaimana kamu lakukan sekarang [HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidz³, ab­ D±w­d dan Ahmad].
5. Khutbah kedua diakhiri dengan dengan do’a dan penutup khutbah. Dan ketika berdoa diperbolehkan untuk mengacungkan jari telunjuknya.
عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ قَالَ كُنْتُ إِلَى جَنْبِ عِمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ وَبِشْرٌ يَخْطُبُنَا فَلَمَّا دَعَا رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ عِمَارَةُ يَعْنِي قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ أَوْ هَاتَيْنِ الْيُدِيَّتَيْنِ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ إِذَا دَعَا يَقُولُ هَكَذَا وَرَفَعَ السَّبَّابَةَ وَحْدَهَا (رواه مسلم والترمذى والنسائى وأحمد والدارمى)
Artinya: Dari Hushain Ibnu ‘Abd ar-Rahman as-Sulami (diriwayatkan bahwa)ia berkata: suatu ketika aku duduk di samping ‘Imarah Ibnu Ruwaibah, sementara Bisyr berkhutbah di depan kami. Ketika ia berdo’a, ia mengangkat kedua tangannya. Lalu ‘Im±rah berkata: Allah menjelekkan kedua tangan ini —atau kedua tangan kecil ini—. Saya melihat Rasulullah saw ketika berkhutbah mengucapkan do’a begini, dan ‘Imarah mengangkat hanya jari telunjuk saja [HR Muslim, at-Tirmidzi, an-Nas±’³, Ahmad dan ad-D±rim³].
6. Setelah selesai berdo’a khatib turun dari mimbar, kemudian muadzin mengumandangkan iqomah untuk pelaksanaan shalat Jum’at.
عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ كَانَ بِلاَلٌ يُؤَذِّنُ إِذَا جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِذَا نَزَلَ أَقَامَ ثُمَّ كَانَ كَذَلِكَ فِي زَمَنِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا (النسائى وابن ماجه)
Artinya: Dari as-S±’ib Ibnu Yazid (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bilal azan ketika Rasulullah saw duduk di atas mimbar pada hari Jumat; apabila beliau turun [dari mimbar sesudah selesai khutbah], Bilal melakukan iqamah. Demikianlah pula yang dilakukan di zaman Abu Bakar dan Umar r.a. [HR an-Nas±’³ dan Ibnu Majah].
7. Khutbah yang disampaikan oleh khatib hendaklah tidak terlalu lama (panjang). Atau dengan kata lain shalatnya hendaklah lebih lama dari khutbahnya.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: Dari ‘Ammar Ibnu Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah shalat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik [HR Muslim dan Ahmad].
8. Kemudian lakukanlah shalat dua rakaat dan diupayakan dalam pelaksanaannya lebih lama dari khutbahnya.
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ صَلاَةُ السَّفَرِ رَكْعَتَانِ وَصَلاَةُ اْلأَضْحَى رَكْعَتَانِ وَصَلاَةُ الْفِطْرِ رَكْعَتَانِ وَصَلاَةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه النسائى وابن ماجه وأحمد)
Artinya: Dari ‘Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Shalat safar adalah dua rakaat, shalat Idul Adha dua rakaat, shalat Idul Fitri dua rakaat, dan shalat Juamat dua rakaat berdasarkan ucapan Muhammad saw [HR an-Nas±’³, Ibnu Majah, Ahmad].
9. Bacaan surat yang biasa dibaca oleh Nabi saw. pada shalat Jum’at adalah surat al-A’la dan al-Ghasyiyah atau surat al-Jum’ah dan al-Munafiqun.
1- عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الّصَلاَتَيْنِ (رواه مسلم والترمذلى والنسائى وأبو داود وأحمد)
Artinya: Dari an-Nu‘man Ibnu Basyir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw dalam shalat dua hari raya dan shalat Jumat membaca sabbihisma rabbikal-a‘l± dan hal at±ka ¥ad³tsul-gh±syiyah. An-Nu‘man berkata lagi: apabila shalat hari raya dan shalat Jumat jatuh pada hari yang sama, beliau juga membaca kedua surat itu dalam kedua shalat dimaksud [HR Muslim, at-Tirmidz³, an-Nas±’³, Ab­ D±w­d dan ahmad].
2- عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ الم تَنْزِيلُ وَ هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ وَفِي صَلاَةِ الْجُمُعَةِ بِسُورَةِ الْجُمُعَةِ وَالْمُنَافِقِينَ (رواه مسلم والنسائى وأحمد)
Artinya: Dari Ibnu ‘Abbas (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw pada hari Jumat dalam shalat subuh membaca Alifl±mm³m. Tanz³lu … dann Hal at± ‘l±l-ins±ni; dan dalam shalat Jumat membaca surat al-Jumu‘ah dan surat al-Mun±fiq³n [HR Muslim, an-Nas±’³, dan Ahmad].
10. Setelah selesai melaksanakan shalat Jum’at dan dzikir, kemudian lakukanlah shalat sunnat setelah shalat Jum’at 2 raka’at atau 4 raka’at,
1- عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بَعْدَ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ(رواه أحمد)
Artinya: Dari Ibnu ‘Umar (diriwayatkan bahwa) ia berkata: adalah Rasulullah saw mengerjakan shalat shalat (sunnat) dua rakaat di rumahnya sesudah shalat Jumat [HR Ahmad]
2- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ الْجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا أَرْبَعًا (رواه مسلم)
Artinya: Dari Ab­ Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda: Apabila seseorang kamu melakukan shalat Jumat, maka hendaklah ia mengerjakan shalat (sunnat) empat rakaat sesudahnya [HR Muslim].
D) Shalat Jum’at Pada Hari Raya
Apabila hari raya (Idul Fithri atau Idul Adha) jatuh pada hari Jum’at, maka bagi orang yang telah melakukn shalat Id boleh tetap melakukan shalat Jum’at atau melakukan shalat Dzuhur sebagai ganti dari shalat Jum’at.
عَنْ إِيَاسِ بْنِ أَبِي رَمْلَةَ الشَّامِيِّ قَالَ شَهِدْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ وَهُوَ يَسْأَلُ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ قَالَ أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ فَقَالَ مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيُصَلِّ (رواه النسائى وابن ماجه وأبو داود)
Artinya: Dari Iy±s Ibnu Ab³ Ramlah asy-Sy±m³ (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya menyaksikan Mu‘awiyah Ibnu Ab³ Sufy±n ketika bertanya kepada Zaid Ibnu Ts±bit, katanya: Apakah engkau pernah menghadiri shalat dua gari raya bersama Rasululah saw di mana kedua hari raya itu jatuh pada hari Jumat? Zaid menjawab: Ya. Mu‘awiyah bertanya lagi: Bagaimana tindakan Rasulullah? Zaid menjawab: Beliau shalat Jumat, kemudian memberi rukhsah (dispensasi) untuk tidak menghadiri Jumat di mana beliau bersabda: Barang siapa yang mau shalat (Jumat), silahkan shalat [HR an-Nas±’³, Ibnu Majah dan Ab­ D±w­d].

No comments:

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan Kepemimpinan dalam berfungsi untuk mengkoordinasikan, memimpin dan mengatur setiap pelaksanaan syariat. Ada beberapa istilah ...