Pertanyaan:
Banyak model dan cara untuk menyambut hari pergantian tahun
baru, baik tahun baru Islam maupun tahun baru Masehi. Bagaimana kita dalam menyambut tahun baru agar tidak
terjerumus pada kesesatan?
Jawab :
Sebelum menjawab dan menanggapi dari pertanyaan saudara,
kami segenap keluarga besar Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Yogyakarta,
khususnya Majelis Tarjih dan Tajdid mengucapkan selamat tahun baru Islam 1434
H. Semoga tahun depan lebih baik dan lebih bermanfaat dari tahun sebelumnya,
serta Allah senantiasa melindungi, menyelamatkan dan menjadikan kita, keluarga
kita, masyarakat kita dan warga Muhammadiyah menjadi orang yang bertaqwa. Amin.
Pergantian tahun yang sering kita temui merupakan hal yang
biasa, artinya tidak ada yang berbeda dengan hari-hari lain. Bahkan
memperingati pergantian tahun baru tidak kita temukan dalam tuntunan ajaran
agama. Tetapi kita tidak dilarang untuk menjadikan momen tersebut dengan
melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka perjuangan untuk kejayaan Islam.
Selama Kita tidak mensakralkan atau mengganggap pergantian tahun itu sebagai
hari yang istimewa apalagi dikaitkan dengan hari hari baik dan hari tidak baik..
Terjadinya pergantian tahun merupakan sunnatullah yang
diterapkan demi kelangsungan kehidupan dan telah tertera di dalam al-Quran :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ
الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ
السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ
ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ
لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Surat
Yunus 5 Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar
dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ
اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن
رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ
وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا
Al-Isra’
12 Dan
Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam
dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu,
dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala
sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
Dari 2 ayat tersebut memberikan informasi
bahwa dengan adanya pergantian hari, bulan dan tahun merupakan ketentuan Allah
yang berlaku di dunia ini. Maka sebagai orang yang beriman kepada Allah dan
Rasulnya tentu dalam menyambut pergantian tahun tidak dengan melakukan hal-hal
yang bertentangan dengan syari’at Islam atau akidah Islam. Seperti pergi ke
tempat-tempat wisata dengan melakukan maksiat, pacaran, pergaulan bebas, atau
menjalani ritual-ritual tertentu yang bertentangan dengan akidah dan ibadah
kita, mengeramatkan malam 1 muharram (1 syura) atau selama bulan syura dengan
tidak melakukan acara-acara perkawinan dan lain-lain. Karena hal itu merupakan
perilaku takhayul, bid’ah dan khurafat, bahkan menjurus pada perilaku syirik.
Sebagai warga Muhammadiyah tentu
fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat tersebut harus menjadi ladang
dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga kita harus berupaya untuk membuat
kegiatan-kegiatan yang menarik dan positif agar masyarakat tidak terjebak pada
perbuatan yang di larang syari’at. Ada beberapa kegiatan yang bisa kita
lakukan, misalnya :
1. Melakukan
kegiatan muhasabah (instrospeksi diri) dengan refleksi terhadap kegiatan-kegiatan
baik secara pribadi maupun sebagai umat Islam selama satu tahun yang lewat.
Karena Allah memberi perintah untuk selalu melakukan introspeksi diri, seperti
dalam firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya :”Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.(Qs. Al-Hasyr 18).
2. Melakukan
kajian-kajian keislaman baik berkaitan dengan masalah aqidah, akhlak dan ibadah
dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas diri agar tahun depan lebih baik dari
tahun sebelumnya. Termasuk mengevaluasi strategi dakwah kita selama ini, apakah
masih relevan atau perlu ada metode baru yang lebih efektif dan lebih mengenai
sasaran.
3. Momen
muharram sangat baik untuk membuktikan eksistensi Muhammadiyah sebagai
organisasi yang peduli terhadap masyarakat lemah dan membantu kesulitan masyarakat
yang mereka hadapi, sehingga Muhammadiyah sangat ditunggu aksinya untuk melakukan
gerakan-gerakan sosial dalam
rangka memberi solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi.
4. Muhammadiyah
dapat menggerakkan semua amal usahanya untuk menggalang dana, baik berupa infaq,
harta, bahan makanan maupun pakaian untuk disalurkan kepada saudara-saudara
seiman di daerah-daerah yang rawan kristenisasi dengan melakukan bakti sosial masal.
5. Meningkatkan
dan menggairahkan semangat untuk melaksanakan amanah tanwir Muhammadiyah yang
berisi tentang ; strategi dakwah lebih berpihak pada mustadl’afin (masyarakat
lemah) sebagai aplikasi dari teologi al-ma’un, merangkul kalangan pengusaha dan
menengah ke atas untuk dapat bersama-sama membantu dakwah Muhammadiyah, melakukan revitalisasi
(penguatan) kembali ideologi
muhammadiyah, membangun jaringan yang kuat antar intern amal usaha atau pemerintah demi
terlaksananya dakwah Muhammadiyah menuju rahmat lil ‘alamin serta
mengoptimalkan pemberdayaan cabang ranting sebagai ujung tombak Muhammadiyah.
Demikian kegiatan-kegiatan yang dapat kita lakukan untuk
menyambut dan mengisi semangat tahun baru, tentu kegiatan itu merupakan
alternative yang bisa kita lakukan, dan tentu masih banyak yang dapat kita
lakukan untuk menarik perhatian masyarakat, sehingga mereka terhindar dari
budaya-budaya yang bertentangan dengan paham dan keyakinan islam, khususnya Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan gerakan
tajdid. (Dari Majalah Mentari PDM Kota Yogyakarta Edisi Desember 2012)
No comments:
Post a Comment